Mengutuk Aksi Barbar Penembakan Charlie Hebdo di Paris






Sejumlah orang bersenjata menembaki kantor majalah mingguan satire Perancis, Charlie Hebdo, di Paris, Rabu (7/1/2015). 12 orang tewas dan sepuluh lainnya terluka akibat tembakan itu. Empat kartunis termasuk pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, dilaporkan termasuk korban tewas. Demikian dilansir kantor berita BBC.



Sejumlah saksi mata mengatakan penembak menggunakan senjata rifle dan kemudian melarikan diri.



Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo baru saja mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Aksi kekerasan terhadap majalah satire ini bukan pertama kali terjadi. Pada November 2011, kantor majalah ini dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.



Presiden Perancis Hollande menyebut serangan itu 'sangat barbar'. Paris pun ditetapkan dalam keadaan siaga penuh.



Aksi penembakan ini tentu saja berimplikasi pada meluasnya islamophobia.



Sejumlah tokoh Islam dan publik mengecam aksi barbar ini.



"Yang paling dirugikan dalam penyerbuan Paris adalah pendatang muslim di Prancis. Yang paling diuntungkan adalah kaum ekstrim kanan," ujar Syeikh Saad Otaibi.



Abdullah Haidir, Lc, ustadz muda Indonesia yang berdomisili di Riyadh Saudi menyatakan penyerangan terhadap sipil harus dikutuk.



"Penyerangan thd sipil harus dikutuk. oleh siapapun dan dimanapun; di Prancis, Afghan, Suriah, Burma, Mesir, dll," ujarnya melalui akun twitter @abdullahhaidir1.



"Terbukti, apa yg dikatakan sbg perang thd teroris justeru makin menyuburkan terorisme. Kotoran tdk dpt dibersihkan oleh sapu yg kotor. Kalau mau efektif, terorisme dpt dhapus, jika gembong teroris yg bersembunyi dibalik rezim2 diktator dan imperialis dimusnahkan...," lanjutnya.



Hasmi Bakhtiar, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Perancis menyatakan hal senada.



"Ikut berduka atas meninggalnya 12 korban penembakan di kantor berita #CharlieHebdo Islam menolak tindakan teroris tersebut," ujar alumni Al-Azhar Kairo ini melalui akun twitternya @hasmi_bakhtiar.



Lebih lanjut, mahasiswa yang lagi studi Hubungan Internasional ini menyatakan:



Kebodohan jika dihadapi dg kekerasan hasilnya petaka. Sebab itu kenapa Nabi setuju perjanjian Hudaibiyah, walopun menurut Umar itu merugikan.



Orang Eropa ini masih banyak yg bodoh ttg Islam, kekerasan gak bakal nyelesein masalah. Solusinya: Dialog!!!



Kenapa dialog antar muslim dan warga asli france itu penting, palagi suasana spt skrg. Tokoh spt Thariq Ramadhan mungkin bisa mewakili.



Mau pelakunya ISIS mau siapa, tetap yang jd korban muslim.



Semoga Allah selalu lindungi saudara muslim di Perancis.



Terakhir, Hasmi juga menyindir reaksi standar ganda.



"Seandainya reaksi dunia terhadap penembakan anak2 Palestine atau pembantaian di Mesir seheboh #CharlieHebdo"




0 Response to "Mengutuk Aksi Barbar Penembakan Charlie Hebdo di Paris"

Posting Komentar