Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengungkapkan terjadinya banjir di beberapa titik di Jawa Barat hingga sampai ke Jakarta merupakan persoalan keseimbangan serta kerusakan alam yang saat ini terjadi.
Pria yang akrab disapa Aher ini menyebut persoalan banjir tak akan terjadi apabila kondisi alam yang ada di kawasan hulu dan DAS mampu menyerap air hingga 20 persen.
"Untuk menyerap di daerah kawasan hulu tidak lagi efektif, seefektif ketika hutan kita dipelihara dengan baik. Kawasan DAS harus mampu menyerap air ke dalam tanah 20 persen, dijamin tidak akan ada banjir," kata Aher, Kamis (19/2/2015).
Beberapa waktu lalu Pemprov Jabar melakukan Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional RI tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang Berada di Dalam Kawasan Hutan.
Aher mengatakan, keseimbangan manusia yang berdampak pada kerusakan alam terjadi akibat atas nama pembangunan. Untuk itu, saat ini harus dimunculkan gerakan pembangunan dan ekonomi yang disertai dengan perhatian terhadap lingkungan.
"Kita fokuskan pada pembangunan hijau atau juga disebut green building and economy," jelas Aher.
Aher menyebut pembangunan green building perlu diterapkan agar keseimbangan alam tidak terganggu. Daya serap lahan di kawasan hulu pun akan efektif.
"Tapi harus didukung pula oleh pengelolaan yang baik terhadap situ-situ alam yang ada di sekitarnya, serta pengendalian pembangunan di kawasan hilir atau kawasan rendah," ucap dia.
Aher menyebut ada tiga krisis yang mengkhawatirkan yang terjadi saat ini yakni, krisis air, krisis pangan, krisis energi. "Tapi krisis yang paling berbahaya adalah krisis air dan pangan karena langsung menyangkut kehidupan manusia. kalau krisis energi tidak langsung terkait dengan hidup dan kehidupan manusia," kata Aher.
Guna menyerap air tersebut, Pemprov Jabar berencana membangun sumur resapan di sepanjang sungai Ciliwung dan sungai Citarum. Dalam waktu dekat Pemprov Jabar akan membuat sekitar 500 ribu sumur resapan di sepanjang sungai Ciliwung serta puluhan ribu di sungai Citarum.
Keberadaan sumur resapan tersebut guna menambah cadangan air tanah yang semakin berkurang dalam setiap waktunya.
"Sumur resapan diperlukan untuk menampung air yang tidak terserap tanah. Selain mengakibatkan banjir, air tersebut tidak terserap sehingga cadangan air dalam tanah terus berkurang," tutur Heryawan.
Menurut dia, untuk membangun sumur resapan air dibutuhkan dana Rp3-4 juta per sumurnya. Dia menyebut menyebut pembuatan sumur resapan akan maksimal jika dibantu oleh pihak swasta
"Kalau perusahaan membantu sesuai porsinya, kan hemat. Uang (pemerintah) untuk membangun sumur resapan bisa dialihkan ke yang lain, misalnya jalan dan lain-lain," ucap Aher.[jat/inilah.com]
0 Response to "Ini Solusi Aher Atasi Banjir di Jabar dan Jakarta"
Posting Komentar