Oleh Nandang Burhanudin
Usai disambut dingin Raja Salman bin Abdul Aziz, As-Sisi kembali ke Kairo dalam kunjungan singkat tak lebih dari 2 jam. Di sisi lain, Raja Salman menyambut luar biasa Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan selama 3 hari dengan sambutan luar biasa.
Media-media prokudeta di Mesir, sontak mengancam Raja Salman bahwa Kairo akan mengeratkan hubungan dengan Teheran sebagai respon atas kemesraan yang terbangun antara Saudi dan Turki.
Keberanian Raja Salman pun semakin jreng. Raja Salman terang-terangan mengatakan, Emirates Arab menjadi pendukung pemberontakan Syiah di Yaman. Dr. Gawwadi, ahli sejarah Mesir menegaskan, Emirates akan kembali ke pangkuan Ikhwanul Muslimin karena pada dasarnya yang membangun Teluk adalah orang-orang Ikhwan.
Junta kudeta pun galau. Kontra intelejen yang membocorkan rekaman-rekaman konspirasi terhadap Presiden Mursi, terus berlangsung. Efeknya dahsyat. As-Sisi mencopot Mendagri Mesir, komandan pembantaian di Rab'ah dan Ittihadiyah, partner berdarah yang semakin memperbanyak jumlah musuh As-Sisi.
Kegalauan makin bertambah, saat As-Sisi melalui budak-budaknya di pengadilan Mesir, memvonis gerakan Tamarrud (pembangkangan) yang dahulu menjadi gerakan presure terhadap Presiden Mursi sebagai organisasi teroris, berikut 2 LSM Emirates yang dikenal sebagai donatur kudeta.
Sungguh, Mesir benar-benar ummuddunya. Segala hikmah, pelajaran, ibroh tersaji apik dalam fragmen kehidupan yang luar biasa. Ada fragmen perjuangan tak kenal lelah jamaah Ikhwanul Muslimin. Ada peran ulama suu dan ulama sulthan. Ada aktor kudeta Firaun modern.
Ada juga peran-peran kaum berwajah dua, bermulut culas, yang di saat Mursi berkuasa habis-habisan mengkritisi Mursi atas dalih amar makruf nahyi munkar. Tapi kini kritikannya sudah habis, malah bergerak amar munkar nahyi makruf.
Itulah Mesir! Fir'aun dan pengikutnya sebentar lagi minggir di tiang gantungan!
0 Response to "Disambut Dingin Raja Salman, Junta Kudeta di Mesir Makin Ketar-Ketir"
Posting Komentar