Oleh Ust. Budi Hidayat
Sore kemarin (4/3/2015) saya silaturahmi kepada KH M Lizam Mh Sutrisno. Beliau Ulama Aswaja NU.Mantan komandan Banser Jateng.Masih muda, gagah. Walau sering mengeluh asam urat ( hehe... Sepurane Yi)
Beliau adalah salah satu gurunda saya dalam mengkaji kitab tasawuf Al-Hikam. Kadang kami mendiskusikan keindahan aforisme Ibnu Athoillah sampai berjam-jam.
Saat bertamu ke pesantren beliau di Hadipolo Kudus, saya mengajak Dokter Haryo Rhyo Orton Rose Cahyono.Dan kamipun berdiskusi santai dengan beliau di pendopo pesantren dengan pola "ngalor ngidul - balik wetan". Mengalir, akrab dan penuh canda.
Pak dokter yang masih lajang, selama diskusi dibully karena gak nikah-nikah. Akhirnya beliau melemparkan topik diskusi masalah doa dan rizki.
Kyai Tris kemudian bercerita kepada kami salah satu pengalaman hidupnya saat menikahkan anaknya. Saya belum minta ijin untuk menceritakan ini. Tapi karena memberi faedah kepada banyak orang, semoga beliau tidak keberatan.
....
"Sebulan sebelum hari H pernikahan anak saya. Tabungan saya habis. Uang 200jt yg sudah saya siapkan, terpakai untuk pembangunan pesantren dan keperluan yang tak terduga." Pak Kyai mengawali cerita.
"Untuk biaya pernikahan itu. Paling tidak dibutuhkan biaya120 jt, Mas... Karena harus menjamu banyak tamu. Waktu itu pas gak punya uang."
Saya yang ikut membayangkan jadi meringis. Karena Saya juga hadir dalam pernikahan itu. Dan tidak menyangka acara pernikahan yang besar itu menyimpan sebuah cerita.
Menjadi tokoh masyarakat dengan banyak kolega, berat juga kalo punya hajatan.
"Malamnya saya langsung mengadu kepada Alloh SWT. Diawali dengan zikir membaca surat Al-ikhlas sebanyak-banyaknya. Karena disana ada asma Alloh "Ash-shomad" (tempat bergantung). ". Setelah itu Pak Kyai berdoa pakai bahasa jawa kromo alus yang artinya :
"Duhai Rabb, semua rizki adalah milikmu. Hambamu merendah memohon bantuan-Mu. Agar mampu melaksanakan pernihan anak hamba. Hamba mohon rizki 120 juta.. "
Beberapa hari kemudian. Pak Kyai mendapat rejeki 5 jt dr transaksi bisnisnya. Malamnya pak kyai berdoa lagi.
"Duhai Rabb, saya berterima kasih Engkau memberi rizki kepada saya. Tapi 5 jt ini tidak cukup. Rizki ini saya kembalikan lagi. Mohon dibukakan rizki yg lebih besar".
Paginya Pak Kyai meminta istrinya membagikan 5 jt tersebut kepada orang yang membutuhkan. Awalnya Bu Nyai sempat protes. Tapi akhirnya beliau mentaati suaminya untuk menyedekahkan uang tersebut.
"AlhamduliLLAH, beberapa hari kemudian dapat rejeki 15 jt dari transaksi bisnis saya. Tapi karena masih kurang, uang 15 jt itu saya 'kembalikan' lagi kepada Alloh seperti sebelumnya."
Bu Nyai diminta menyedekahkan lagi uang 15 jt tersebut kepada yang membutuhkan, dan diminta jangan pulang sebelum habis dibagi. (Hihi... Kasihan Bu Nyai).
"Semakin mendekat hari H saya masih belum punya biaya...," ujar pak Kyai.
"Tapi H-6. Alhamdulillah bisnis yang saya jalankan dapat keuntungan 160 jt . Saya langsung memanjatkan doa syukur kepada Alloh SWT," kata Pak Kyai mengakhiri cerita.
"Pengalaman saya ini jangan ditiru mentah-mentah mas. Karena ini harus dibarengi keyakinan yang tinggi kepada Alloh. Serta ikhtiar lahir dan batin." Pesan Pak Kyai
Betapa Keimanan sering melahirkan banyak keajaiban.
....
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم 2675 )
“Allah Ta’ala berfirman: 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka.
Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)
0 Response to ""Keajaiban Iman""
Posting Komentar