Tanpa pengasuh, tanpa pembantu, tanpa baby sitter, pasangan suami istri (pasutri) berdarah Minang, Halilintar (44) dan Lenggogeni Faruk (42), berkeliling dunia bersama 11 anak mereka, yaitu 6 putra dan 5 putri.
Pasutri ini telah berkeliling dunia sejak tahun 1993. Anak tertuanya kini berusia 20 tahun, sementara si bungsu berusia 2 tahun. "Kami menikah muda saat sama-sama masih kuliah di UI. Nikah tahun 1993 dan traveling sejak itu, bahkan sebelum saya hamil," kata Lenggogeni kepada Kompas Travel di Jakarta, Rabu (4/3/2015).
Bahkan saat hamil pun, Lenggogeni tetap melakukan perjalanan di dalam maupun luar negeri. Negara pertama yang disinggahi adalah Malaysia. Sebagian anaknya lahir di luar negeri, seperti Thariq Halilintar lahir di Brunei Darussalam. "Total sudah ke lima benua. Ya, hampir 100 negara," kata Halilintar.
Keluarga ini selalu melakukan traveling bersama-sama. Uniknya setiap anak memiliki tugas masing-masing. Seperti dituturkan Lenggogeni, keluarganya ibarat sebuah hotel. "Ada yang berperan sebagai chef, laundry, dan lainnya," ungkapnya.
Sebagai orangtua yang frequent traveler, anak-anak mereka pun jadi mewarisi jiwa traveler, mulai dari pekerjaan, usaha, sampai sekolah dijalankan secara mobile. "Kami tetap punya rumah, rumah kami di Pondok Indah, tidak nomaden, tetapi kami selalu traveling. Habis ini kami ke Spanyol untuk peluncuran buku kami," kata Halilintar.
Kisah perjalanan pasutri bersama 11 anak mereka berkeliling dunia selama 22 tahun telah dituangkan ke dalam buku berjudul Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team.
Pada buku yang ditulis oleh Lenggogeni dikisahkan perjalanan mereka ke berbagai negara di lima benua, mulai dari Finlandia di Eropa Utara, Afrika, Amerika Serikat, Australia, negara-negara di Asia, sampai Uzbekistan.
"Favorit saya dan keluarga memang Uzbekistan dan Malaysia. Mungkin kalau Malaysia karena serumpun, satu nenek moyang, dan ada kesamaan agama, begitu juga Uzbekistan," kata Halilintar.
Muntaz Halilintar (6) juga mengakui bahwa Uzbekistan adalah negara favoritnya. "Soalnya banyak masjid dan musoleum tokoh-tokoh Islam," katanya.
Lalu negara mana yang akan dikunjungi berikutnya? Halilintar mengaku ingin menjelajahi negara-negara berakhiran "tan" di kawasan Asia Tengah. "Belum semua dikunjungi, baru Uzbekistan. Juga mau ke Tiongkok, karena belum semua daratan Tiongkok kami jelajahi," katanya.
Berdagang, hamil, dan menyusui
Lenggogeni bercerita, masa-masa perjalanan keliling dunia dia habiskan dalam keadaan mengandung atau menyusui. Tak heran, jarak antara anak rata-rata hanya setahun atau dua tahun. Walau begitu, ia berhasil menyusui secara eksklusif untuk ke-11 anaknya.
Selain itu, pasutri ini juga berniaga selama di perjalanan. "Anak-anak kami pun jadi meneruskan usaha kami. Mereka semua berdagang. Yang sulung sudah bakat berdagang sejak kecil," kata Lenggogeni.
Sementara itu, Halilintar menuturkan, ia ingin anak-anak tumbuh kreatif dan melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk menambah ilmu. "Bukan sekadar banyak-banyakan sudah berapa negara yang dikunjungi, tetapi tiap pulang ada ilmu yang didapat," katanya.
Si sulung, Atta Halilintar, kini memiliki usaha tour operator. Sementara anak-anak lainnya ada yang memiliki usaha di bidang fashion, usaha kuliner, dan lainnya. Sebagian besar idenya didapat saat melakukan perjalanan.
Tertarik mengenal lebih dalam keluarga ini? Anda bisa bertemu mereka di pameran buku Islamic Book Fair 2015 di Istora Senayan Jakarta.
Sumber: KOMPAS
0 Response to "Luar Biasa! Pasutri Muslim Jilbaber Ini Keliling Dunia bersama 11 Anaknya"
Posting Komentar