Pemuda lajang ini bernama Heri Purwanto (31 th) tinggal di Parang Klitik Laweyan Surakarta. Selama 26 tahun Heri memeluk agama Katolik, hingga akhirnya pada tahun 2010 saat ibunya meninggal dunia karena menderita kanker payudara, Heri menemukan sajadah di lemari ibunya, saat itulah hidayah datang menghampirinya. Heri merasa ingin mempelajari agama Islam.
Delapan bulan kemudian sang bapak juga meninggal dunia, hingga akhirnya Heri tinggal bersama kakak dan adik perempuannya. Ibu Heri berasal dari Wonogiri dulunya memeluk agama Islam, namun ketika dilamar oleh seorang pemuda Tionghoa maka agama sang ibu berubah agama menjadi Katolik.
Semenjak Heri memeluk agama Islam, keluarga besarnya menolak kehadirannya. Akhirnya Heri pergi meninggalkan kota kelahirannya menuju Semarang. Di sana selama kurang lebih 2 tahun, Heri hidup menggelandang. Rasa rindu kepada kakak dan adik perempuannya menghajatkan Heri untuk pulang ke kota kelahirannya.
Namun, kedatangan Heri tidak disambut dengan baik oleh keluarga besarnya. Bahkan kakak dan adiknya pun menolak kedatangannya, dikarenakan perbedayaan agama yang dianut. Sejak saat itu Heri merasa shock, bahkan sering hilang ingatan. Beberapa tetangga menuturkan, kalau malam hari Heri sering keluar rumah tanpa busana. Oleh pihak keluarga Heri dibawa ke griya PMI untuk mendapatkan pengobatan.
Selama enam bulan menjalani pengobatan, akhirnya Heri bertemu dengan seorang pengelola pondok pesantren. Maka diajaklah Heri untuk tinggal di pondok tersebut selama enam bulan. Merasa kondisinya sudah mulai stabil, kini Heri bekerja di sebuah rumah makan di kawasan Kleco, Surakarta.
Tim Solidaritas Muslim berkesempatan bertemu dengan Heri di rumah makan tersebut (26/2/2015), Heri mengungkapkan keinginannya untuk bisa hidup mandiri dengan berdagang keliling dan bisa ngontrak rumah. “Kalau keinginan sih, saya pingin melanjutkan pekerjaan yang dulu pernah saya geluti. Saya dulu dagang keliling mas, kalau sudah ada modal saya mau dagang ayam goreng keliling lagi sama mau ngontrak rumah mas, yang penting bisa untuk tidur,” tutur Heri kepada #SM. Ternyata selain butuh modal usaha, Heri juga masih mempunyai tanggungan berupa hutang kepada pedagang ayam yang dulu menjadi langganannya.
Kita bantu #HeriMuallaf untuk mewujudkan keinginannya Yuk! Semoga kepedulian kita bisa membantu Heri untuk tetap menjaga aqidahnya. Salurkan donasi Anda melalui rekening BNI Syariah 0359696372; BSM 7151120142; a.n. SOLIDARITAS MUSLIM, dengan kode transfer 200. Konfirmasi transfer: 081227182211: Nama_Alamat_Bank_Nominal Donasi. Contoh : Ahmad_Solo_BSM_100.200.
Atas partisipasi dari donatur kami ucapkan terima kasih, jazakumullah khairan, semoga mendapat balasan yang lebih baik dari Allah ta’ala. [SM/id]
0 Response to "Pemuda Mualaf ini Tersingkir Dari Keluarganya"
Posting Komentar