Kisruh KPK-POLRI yang berawal dari pencalonan Komjen Budi Gunawan yang diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini bukan makin reda tapi malah tambah parah.
Banyak pihak sudah sangat gregetan dengan sikap Presiden Jokowi yang dinilainya sangat lamban menyelesaikan kisruh ini.
"Horrrrrreeeee....para koruptor bisa bernafas lega....How are you Mr.President?" ujar Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat melalui akun Twitter, @komar_hidayat, Senin (16/2/2015).
Bahkan Ketua Tim Independen (Tim 9) Syafii Maarif menilai Presiden Jokowi lamban dalam mengambil keputusan.
"Terlalu lambat, seharunya cepat dong. Semua ada risiko. Pemimpin itu harus berani ambil risiko. Dilantik, tidak dilantik punya risiko sendiri," kata Syafii di Kantor Maarif Institute di Kantor Maarif Institute, Jalan Tebet Barat Dalam II No. 6, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa malam (18/2/2015), dilansir Sindonews.
Dia mengibaratkan seorang pemimpin seperti burung Rajawali yang memiliki ketajaman dalam penglihatan. "Harusnya jadi Rajawali, jangan jadi kelelawar. Kelelawar itu siang matanya redup, kalau rajawali itu tajam. Jadilah rajawali jangan tiru kelelawar," tuturnya.
Menurut dia, semua keputusan ada di tangan Presiden Jokowi. Tinggal bagaimana mantan Wali Kota Solo itu meresponsnya.
Ditengah desakan agar cepat bertindak, Jokowi malah lebih memprioritaskan pindah kantor ke Istana Bogor. Hal ini mengundang publik menilai Jokowi hanya ingin bersantai, menjauhi hiruk pikuk. Maka di media sosial pun beredar meme (konten guyonan) gaya santai Jokowi...."Santai Dulu aacchhh".
KPK VS POLRI .............merupakan alat negara yang di adu domba agar suatu golongan bebas korupsi di indonesia...LSM LP2S
BalasHapusaku dukung KPK karena KPK dapat membuat negara indonesia tidak miskin lagi.......................................................
BalasHapus