By: Nandang Burhanudin
Letih mematri hati, jiwa teramat merana atas dosa diri yang seluas samudera. Nada jiwa selalu berkata, tidak lagi pedulikan penghargaan manusia yang justru menjadi noda. Nun jauh terbentang lapangan jihad, melejitkan asa meraih ridho Allah Ta'ala.
Malam hari pulang membina. Menyusuri pagi demi keperluan ke ibu kota Jakarta. Teringat jadwal sore hari, hingga perjalanan kembali lebih cepat daru biasa. Berjam-jam saya binasakan rasa bosan dan lapar, sedari pagi sarapan terlewatkan. Semilir angin cukup menentramkan, setenteram mahasiswa yang diundang Jokowi dalam jamuan malam.
Jamaknya acara mahasiswa yang terbiasa "alakadarnya", entah apa saya malah berapi-api mwnyampaikan konsep "Al-Wala wal Baraa" dengan slide Bahasa Arab yang pasti tak dipahami peserta yang kebanyakan "saintis murni".
Sejam lebih lima belas menit tak terasa, seiring antusiasme peserta yang nampak masih belia. Muda-mudi calon pemimpin masa depan, Syubbanul Yaum Rijaalul Ghod. Pemuda hari ini, pemimpin masa depan.
Saya segera pamit karwna Maghrib sudah ditunggu grup lain, di sebuah rumah makan, semoga cukup mengobati lapar yang berbinar. Namun.
.. sejam menanti, travel selalu penuh. Sudah naik pun, dipersilahkan turun kembali, karena ada wanita paruh baya yang minta didahulukan.
Ala kulli haal. Saya nikmati Bandung di waktu malam, seiring rencana keberangkatan ke negeri Fir'aun. Saya merenung, kita aktivis dakwah yang katanya senior, tanpa sadar telah berlaku zhalim terhadap mad'u kita kalangan mahasiswa.
Mereka kekurangan pembimbing yang mumpuni, dana yang cekak dan tentunya fokus pembinaan yang terabaikan. Tambah lagi, mahasiswa diposisikam sebagai agent of change. Namun penyikapan kita selalu alakadarnya.
Mari kembali menengok taman kampus kita. Jangan selalu menyalahkan atas ranting pohon yang merangas atau daun yang berguguran. Sedang kita tak rajin merawat, menyiram, dan menyuburkan persemaian.
0 Response to "Jangan Lupakan Pembinaan Mahasiswa"
Posting Komentar