YOGYAKARTA - Konflik kemanusiaan etnis Rohingya di Myanmar mencuat ke permukaan. Diperkirakan ada ribuan pengungsi yang terombang-ambing di laut Andaman dan sekitar selat Malaka. Eksodus besar-besaran, diskriminasi akut, pembunuhan, serta penindasan menjadi ancaman bagi etnis Rohingya yang bermukim di Myanmar yang membuat etnis Rohingya memilih kabur dan mengungsi untuk menyelamatkan jiwa.
Tergerak kepedulian dan rasa kemanusiaan, serangkaian “Aksi Solidaritas Untuk Rohingya” dilaksanakan di kampus Universitas Gadjah Mada pada Jum’at (22/5) kemarin.
Rangkaian pertama diawali dengan Dialog Akbar “Rohingya Need Our Hands” yang diselenggarakan oleh Jama’ah Shalahuddin UGM bekerjasama dengan ACT Indonesia dan Ikatan Ulama & Da’i ASEAN yang bertempat di Masjid Kampus UGM selepas sholat Jum’at.
Hadir sebagai pembicara yaitu Ridwan Hamidi, Lc., M.A. selaku perwakilan dari Ikatan Ulama & Da’i ASEAN dan Ibnu Khajar selaku Senior Vice President ACT Indonesia.
Dalam dialog ini disampaikan mengenai urgensi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar terhadap etnis Rohingya. Sebagai etnis yang tertindas, terpinggirkan dan tidak diakui sebagai warga negara Myanmar, etnis Rohingya mengalami begitu banyak penyiksaan, pengisolasian dan pembunuhan. Hampir setiap hari selalu ada masyarakat Rohingya yang terbunuh. Seperti yang disampaikan oleh Ibnu Khajar, di Myanmar ada sekitar 8-12 juta etnis Rohingya yang bertempat tinggal dan hidup, namun sampai detik ini tercatat hanya tersisa 2 juta etnis Rohingya yang bertahan hidup.
Ustadz Ridwan Hamidi menekankan akan pentingnya rasa kepeduliaan dan tolong menolong yang kuat dalam umat Islam di seluruh dunia. Islam pun sangat menitikberatkan akan kepeduliaan kemanusiaan yang tanpa pilih kasih memandang suku, bangsa, ras maupun agama. Apalagi isu kemanusiaan ini menimpa saudara muslim kita sendiri, yaitu muslim Rohingya. Maka rasa kemanusiaan dan kepeduliaan wajib adanya bagi umat Islam khususnya di Indonesia.
Selepas dialog, acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolik dana umat sebesar Rp.10.000.000,- oleh Jama’ah Shalahuddin UGM kepada pihak ACT Indonesia. Selain itu, Jama’ah Shalahuddin UGM meluncurkan Sahabat Rohingya sebagai bentuk advokasi dan pengawalan isu Rohingya secara jangka panjang.
Setelah dialog, rangkaian acara “Aksi Solidaritas untuk Rohingya” dilanjutkan dengan aksi simpatik “Gadjah Mada Bersimpati” yang dilaksanakan di Bunderan UGM pada sore harinya. Aksi ini diprakarsai oleh Kementerian Sosmas BEM KM UGM, Jama’ah Shalahuddin UGM, Paguyuban Sosmas se-UGM, serta Lembaga Dakwah Fakultas se-UGM. Aksi simpatik “Gadjah Mada Bersimpati” diawali dengan penyampaian akan urgensi krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
Kemudian, massa aksi melakukan long march ke simpang empat Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta untuk melakukan aksi damai pembagian bunga ke warga Yogyakarta yang berisi pesan-pesan kepedulian kemanusiaan serta dilaksanakan penggalangan dana untuk Rohingya. Dalam aksi ini disampaikan beberapa butir mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mendesak negara-negara ASEAN untuk bersama-sama menyelesaikan konflik kemanusiaan etnis Rohingya. Juga meminta seluruh negara-negara ASEAN untuk menampung pengungsi Rohingya yang merapat di wilayah negaranya dan tidak melakukan pengusiran. Aksi simpatik ini diharapkan mampu menyuarakan isu kemanusiaan etnis Rohingya dan mendorong pemerintah untuk pro aktif dalam penyelesaian krisis kemanusiaan ini. (Sumber: ACT)
0 Response to "Yogyakarta Galang Solidaritas Untuk Rohingya"
Posting Komentar