Tak Hanya Menurun, Ekonomi RI Makin Tak Berkualitas


Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh 4,71 persen. Namun, bukan hanya pertumbuhan yang melambat, akan tetapi kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia juga semakin buruk.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan buruknya kualitas perekonomian bangsa tidak serta merta dapat kesalahan dari ekonomi global. Menurut dia, pemerintah seharusnya sudah mengetahui hal ini dan dapat mengantisipasinya.

"Pertumbuhan ekonomi kita semakin merosot. oke keadaan global wajar penurunan ekonomi tetapi kualitas pertumbuhan menurun ini juga yang sangat mengecewakan dan harus menjadi perhatian khusus," tutur Enny di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/5/2015).

Menurutnya, banyak indikator yang menujukan kualitas perekonomian nasional memburuk. Seperti tidak sesuainya target pemerintah dan realisasinya.

Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo sejak awal ingin berfokus untuk menumbuhkan sektor produksi, namun kenyataannya justru sektor jasa yang semakin tinggi. Padahal, sektor produksilah yang jauh lebih banyak menyerap tenaga kerja.

"Padahal sektor-sektor tersebut relatif kedap dalam menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja formal. Struktur kontribusi lebih ke jasa, Jokowi lebih kepada penciptaan barang. Tapi justru sektor riil makin drop, yang tumbuh sektor jasa," imbuhnya.

Menurutnya buruknya kualitas pertumbuhan ekonomi itu merupakan salah satu dari 10 indikator perekonomian yang berada dalam lampu kuning. Oleh karena itu Jokowi diminta untuk cepat-cepat mengevaluasi menteri-menteri di bidang ekonomi.

"Publik ingin evaluasi, apakah evaluasi berujung reshuffle itu kewenangan presiden. Dalam kinerja ekonomi sampai triwulan I bukan sekedar penurunan ekonomi. Kabinet ini evaluasi tidak bisa per menteri karena hasil kerja ekonomi tidak semata-mata tim ekonomi," pungkasnya. (Okezone)

0 Response to "Tak Hanya Menurun, Ekonomi RI Makin Tak Berkualitas"

Posting Komentar