Rentetan musibah sedang menerpa negeri tercinta Indonesia di penghujung tahun 2014 ini.
TANAH
Bencana tanah longsor yang mengubur satu kampung dan menewaskan sepertiga penduduknya terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Bencana terjadi pada Jumat 12 Desember 2014, sekitar pukul 17.30 WIB. Puluhan rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 KK di Dusun Jemblung RT 05 RW 01, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, dilaporkan tertimbun tanah longsor.
Total korban tewas 108 orang. Dengan rincian, yang telah ditemukan sebanyak 95 orang sedang yang belum ditemukan sebanyak 13 orang, atau dinyatakan hilang.
Senin, 22 Desember 2014, proses evakuasi dan pencarian korban tewas secara resmi dihentikan. Penghentian ini hasil kesepakatan pemerintah dengan warga. “Pihak keluarga telah mengikhlaskan anggota keluarga yang belum ditemukan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo.
AIR
Bulan Desember yang merupakan bulan musim penghujan juga mengakibatkan bencana banjir. Dari Aceh, Jakarta, Bandung Jawa Barat, banjir mengepung.
API
Dari tempat asal Presiden RI ke-7, Indonesia dikagetkan dengan musibah terbakarnya pasar batik terbesar di Indonesia. Pasar Klewer yang menjadi icon Kota Solo mengalami kebakarn hebat pada Sabtu lalu, 27 Desember 2014. 2300 kios ludes dengan kerugian mencapai 5 Triliun dan satu orang meninggal.
UDARA
Seolah melengkapi rentetan dan jenis musibah, setelah tanah, air, api, kini udara membawa kabar duka.
Minggu, 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak (missing flight) pukul 07.55 WIB. Menurut Kementerian Perhubungan, pesawat terbang pada pukul 5.20WIB.
Total penumpang yang check-in adalah 154 orang dan 1 bayi sehingga total 155 orang. Sebanyak 154 penumpang itu terdiri dari 70 pria dewasa, 68 perempuan dewasa,16 anak-anak.
Sampai saat tulisan ini dibuat, pesawat AirAsia QZ8501 belum ditemukan. Nasib penumpang dan crew pesawat belum diketahui.
***
Sungguh semua rentetan musibah yang menimpa negeri ini di penghujung tahun 2014 sangat memilukan. Dan akan sangat memalukan kalau masih ada yang tega menyambut tahun baru 2015 dengan pesta pora.
Semoga kita masih memiliki nurani dan empati.
(Ibn)
0 Response to "[Catatan Akhir Tahun] Masih Tegakah Kita Berpesta di Tengah Bencana?"
Posting Komentar