Para Mualaf Ini Dulunya Penentang Keras Islam






Allah akan memberikan hidayah kepada siapapun orang yang di kehendaki-Nya. Bahkan, bisa jadi orang yang saat ini sangat membenci Islam dan menjelek-jelekkan Islam suatu saat Allah memberikan hidayah-Nya kepada orang tersebut sehingga ia menjadi salah satu orang-orang terbaik bahkan lebih baik ketaqwaannya di bandingkan kita.



Banyak sekali kisah para mualaf yang dulunya adalah orang yang sangat membenci Islam, namun kebenciannya itu malah berubah menjadi kecintaan yang amat luar biasa setelah ia menerima hidayah dari Allah. Salah satu contohnya adalah kisah mualafnya sahabat nabi, Umar bin Khattab.



Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani di kalangan kaum Quraisy. Ia juga sangat menentang dakwah rasulullah SAW dan pernah mencoba untuk membunuh rasulullah. Pada zaman jahiliyah, ia juga pernah mengubur puterinya hidup-hidup sebagai tradisi bangsa Arab pada waktu itu.



Namun semua kebencian tersebut berubah ketika ia mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Umar terpesona ketika membaca surat Thoha ayat 1-8 ketika ia ingin menghukum adiknya yang telah memeluk Islam.



Setelah membaca ayat tersebut, Umar berubah dan berkata ia ingin memeluk Islam. Dan setelah masuk Islam, ia adalah salah seorang sahabat yang sangat dekat dengan rasulullah hingga akhir hayatnya. Dan ia adalah salah satu orang yang beruntung karena mendapatkan hidayah dari Allah SWT.



Hal ini juga sering kita jumpai ketika orang-orang yang dulunya adalah pembenci Islam kini menjadi mualaf dan menjadi pembela Islam. Berikut ini adalah beberapa orang yang menjadi mualaf setelah menentang ajaran Islam.



Yusuf Estes




Yusuf Estes adalah salah satu contoh pertama, ia adalah mantan missionaris Kristen yang kemudian memilih Islam sebagai agamanya. Perjalanannya menuju Islam bermula ketika ingin mengkristenkan salah satu pemuda muslim asal Mesir.



Ceritanya, awal 1991 ayahnya mencoba menjalin bisnis dengan seorang pengusaha dari Mesir. Mendengar hal itu, Yusuf Estes pun menolak karena ia hanya tahu hal-hal negatif tentang Islam. Yang ia tahu orang Islam itu adalah teroris, pembajak, penculik, pengebom, dan entah apa lagi.



Namun karena ayahnya memaksa, akhirnya ia bersedia. Namun pertemuannya itu harus memiliki aturan khusus seperti harus bertemu pada hari Minggu setelah beribadah di Gereja, ia harus membawa Bible dan lain-lainnya.



Tibalah hari H, namun ia terkejut karena pria tersebut tidak seperti yang dipikirkannya. Setelah pertemuan itu, ia mencoba untuk menginterogasi pria Mseir itu.



Ia bertanya-tanya tentang Islam dan mencoba membandingkan dengan Kristen. Ia sempat kaget ketika pria itu mengatakan bahwa Islam juga percaya akan Isa Al-Masih.



Sejak saat itu mereka saling bertemu. Ia juga memiliki teman seorang pendeta bernama Peter Jacobs. Pada suatu hari pendeta tersebut ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam di Mesjid.



Ia pun mengantarkan pendeta tersebut, dan tidak melihat apapun selain orang-orang datang ke Masjid hanya untuk beribadah dan kemudian pergi, setelah lama mengamati, akhirnya mereka pulang.



Beberapa hari kemudian Peter ingin datang ke Masjid itu lagi, ia pun meminta temannya yang berasal dari Mesir itu untuk mengantarkannya. Namun ini terasa berbeda, karena Peter dan temannya itu tidak pulang-pulang sehingga ia merasa khawatir.



Namun betapa terkejutnya Yusuf Estes ketika ia mendapati pendeta tersebut berpakaian ala muslim dan menyatakan bahwa dirinya telah mualaf. Dari situlah muncul keinginannya untuk mengenal Islam lebih jauh lagi. Ia pun sering mendiskusikan tentang Quran, ibadah, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Islam dengan temannya.



Hingga pada akhirnya ia mantap ingin memeluk Islam, hal itu juga diikuti oleh istri, anak, ayah, dan ayah mertuanya. Dan sekarang, Yusuf Estes menjadi pendakwah Islam dan sudah mengislamkan ribuan orang di seluruh dunia.



Arnoud Van Doorn




Tahun 2008 lalu, umat Islam marah atas munculnya film besutan Belanda berjudul Fitna (Hasutan) karena menggambarkan Nabi Muhammad SAW secara salah. Arnoud Van Doorn adalah produser film tersebut, mendapati filmnya mendapat banyak kecaman dari kalangan muslim, ia pun memutuskan untuk membaca dan mencoba lebih mengenal Islam.



Fitna adalah film Belanda karya politikus Belanda, Geert Wilders yang merupakan pemimpin Partij voor de Vrijheid (PVV) di parlemen Belanda bersama Arnoud van Doorn, wakil ketua partai tersebut.



Pembuatan film Fitna ini sendiri dilatar belakangi oleh pengetahuan Wilders tentang sejarah Islam. Ia merasa bahwa Islam telah mengurangi kebebasan di Belanda dan perilakunya Muhammad tidak cocok dengan kemoralan Barat.



Berbagai kecaman terus muncul seiring dengan diputarnya film propaganda ini. Sekjen PBB Ban Ki Moon mengutuk penayangan film ini. Pemerintah Iran memanggil duta besar Belanda untuk memprotes penayangan film tersebut. Begitu pula dengan Malaysia. Bahkan, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, menyerukan kepada seluruh ummat Islam untuk memboikot semua produk Belanda.



Sedangkan pemerintah Indonesia dengan tegas mengecam dan mencekal Geert Wilders apabila Ia hendak berkunjung ke Indonesia.



Seiring berjalannya waktu, salah satu orang yang iktu serta dalam pembuatan film itu pun akhirnya memeluk Islam. Produser film itu adalah Arnoud Van Doorn. Dulu dia adalah anggota Partai Kebebasan pimpinan Geert Wilders, politisi rasis Belanda. Van Doordn memeluk Islam tahun 2012 setelah bertahun-tahun berpropaganda melawan ajaran Islam.



Van Doorn menyesal telah mengambil bagian dalam produksi film penuh kebencian Fitna. Setelah menjadi mualaf, pada tahun 2013 ia menunaikan ibadah haji. Dan kabarnya, kini ia mendirikan partai Islam pertama di Eropa.



Sebenarnya masih banyak kisah-kisah mualaf lain yang menarik untuk dibahas. Tetapi sampai sekian dulu tulisan ini. Semoga bermanfaat.



sumber: http://ift.tt/1CMi3Mb




0 Response to "Para Mualaf Ini Dulunya Penentang Keras Islam"

Posting Komentar